SATUAN ACARA
PENYULUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
A. Latar
Belakang
Kematian ibu
merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
Menurut WHO
tahun 2005, penyebab kematian ibu di dunia adalah pendarahan 25%, infeksi 14%,
abortus ilegal 13%, eklampsia 12%, partus tak maju 8%, penyebab langsung
lainnya 8%, dan penyebab tak langsung 20%.
Millenium
Development Goals (MDGs) yang dirumuskan pada September 2000 memiliki 8
tujuan, yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mencapai
pendidikan dasar untuk semua, mendukung kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian
lingkungan, mengembangkan kemitraan untuk pembangunan. Salah satu tujuan yang
tertera pada Millenium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan
kesehatan ibu. Targetnya adalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga per
empatnya dari tahun 1990-2015. Target MDGs adalah AKI menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup.
Pengawasan
antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan ditujukan untuk
menyiapkan baik fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan kelahiran
serta menemukan kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini sehingga dapat
diobati secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat
menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin.
Cakupan K1
merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke
fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan
cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan dengan distribusi, sekali pada triwulan pertama,sekali pada triwulan
dua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Berdasarkan
hasil pendataan yang kami lakukan di wilayah RT 01, didapat 2 orang ibu hamil.
Satu diantaranya tidak melakukan pemeriksaan sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Melihat
kasus tersebut, kami sebagai mahasiswa PKL kebidanan komunitas merasa perlu
melakukan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil ini.
Tujuan
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah
penyuluhan ini diharapkan peserta dapat memahami tentang pentingnya pemeriksaan
pada ibu hamil.
2.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti
penyuluhan, diharapkan peserta mampu:
ü
Menyebutkan pemeriksaan kehamilan
ü
Menyebutkan manfaat pemeriksaan
kehamilan
ü
Menyebutkan jadwal pemeriksaan
kehamilan
ü
Menyebutkan jadwal pemeriksaan
kehamilan menurut WHO
Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik atau
Judul Kegiatan
Penyuluhan
tentang pemeriksaan kehamilan.
2.
Sasaran atau Target
Masyarakat
di wilayah Puskesmas Pauh Padang
3.
Metode
-
Ceramah
-
Tanya jawab
4. Media dan
Alat Bantu Penyuluhan
-
Infocus
-
Laptop
-
Leaflet
5. Waktu dan
Tempat
-
Waktu
: 08.00 WIB
-
Tempat
: Puskesmas Pauh Padang
6. Pengorganisasian
-
Pembimbing Lapangan : Lidya Riniati
-
Pelaksana
·
Moderator
: Stevi Febriana
·
Penyuluh
:
Eisti MeirandaUlni
·
Fasilitator : Sri Utami Rosyadi
Fitri
nelly
Iin
Indriani
Pengorganisasian dan fungsi uraian tugas:
a.
Moderator,
berperan sebagai:
-
Pembuka
acara
-
Memperkenalkan
diri dan mahasiswa
-
Menjelaskan
tujuan penyuluhan dan kontrak waktu
-
Mengevaluasi
dan menutup acara
b.
Penyuluh,
berperan sebagai:
-
Membacakan
isi penyuluhan
-
Menjawab
pertanyaan audiens saat proses penyuluhan
c.
Fasilitator,
berperan sebagai:
-
Mengajak
masyarakat untuk berperan aktif dalam proses penyuluhan.
-
Mengambil
absen.
-
Membantu
penyuluh untuk menjawab pertanyaan.
Kegiatan Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan Mahasiswa
|
Kegiatan Audiens
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan
-
Mengucapkan salam
-
Memperkenalkan diri
-
Menjelaskan tujuan penyuluhan dan kontrak waktu
|
-
Menjawab salam
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
|
2.
|
15 menit
|
Pelaksanaan
-
Menjelaskan pengertian pemeriksaan kehamilan
-
Menjelaskan manfaat pemeriksaan kehamilan
-
Menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan
-
Menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan menurut WHO
|
-
Mendengarkan
-
Memperhatikan
-
Menjawab pertanyaan
|
3.
|
10 menit
|
Penutup
-
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
-
Melaksanakan evaluasi dengan memberikan pertanyaan
-
Menyimpulkan materi bersama peserta
-
Mengucapkan salam
|
-
Memberikan pertanyaan
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab salam
-
Menyimpulkan materi
|
Kriteria Evaluasi
1.
Evaluasi
Strukur
a.
Peran dan fungsi mahasiswa sesuai
dengan rencana
b.
Tempat, alat dan media sesuai dengan
keperluan
c.
Peserta penyuluhan, mahasiswa, alat
dan peserta yang tersedia sesuai dengan penyuluhan
d.
Peserta penyuluhan dan mahasiswa
mengikuti acara penyuluhan sesuai dengan setting tempat yang direncanakan
2.
Proses
Evaluasi
a.
Pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana
b.
90% peserta
hadir mengikuti kegiatan penyuluhan
c.
Berlangsung
dalam hal Tanya jawab dan diskusi bersama
3. Evaluasi
Hasil
Setelah
penyuluhan diharapkan:
-
75% peserta
mampu menyebutkan definisi pemeriksaan kehamilan
-
75% peserta
mampu menyebutkan manfaat pemeriksaan kehamilan
-
75% peserta
mampu menyebutkan jadwal pemeriksaan kehamilan
-
75% peserta
mampu menyebutkan jadwal pemeriksaan kehamilan menurut WHO
Materi (Terlampir)
MATERI
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
1.
DEFINISI PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan adalah
serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan
hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai
kehamilan yang optimal.
2.
MANFAAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan ini penting
karena berguna dalam :
- Mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.
- Memonitor kesehatan ibu dan janin supaya persalinannya aman.
- Agar tercapainya kesehatan bayi yang optimal.
- Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit kehamilan yang mungkin dapat muncul misalnya :
·
Hipertensi dalam kehamilan
·
Diabetes dalam kehamilan
·
Anemia
·
Janin dengan berat badan rendah
·
Kehamilan anggur
·
Plasenta previa (ari-ari menutup
jalan lahir)
·
Infeksi dalam kehamilan misalnya
keputihan atau infeksi saluran kemih dll
3.
JADWAL PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan minimal
dilakukan sebanyak 4 kali yaitu :
A. Pemeriksaan
kehamilan pertama yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antara
0-3 bulan. Memang biasanya ibu tidak menyadari kehamilan saat awal masa
kehamilan, tetapi sangat diharapkan agar kunjungan pertama kehamilan
dilakukan sebelum usia kehamilan < 12 minggu. Pemeriksaan kehamilan ini
cukup dilakukan sekali dan mungkin berlangsung 30-40 menit.
Pada pemeriksaan kehamilan trimester
pertama kalinya anda akan diperiksa :
·
Riwayat kesehatan
·
Penentuan usia kehamilan sebenarnya.
·
Pemeriksaan fisik secara umum
misalnya tekanan darah, berat badan dan pemeriksaan fisik lainnya.
·
Pemeriksaan dalam yaitu pemeriksaan
vagina dan leher rahim anda.
·
Pemeriksaan laboratorium.
Bila terdapat kelainan atau komplikasi dalam
pemeriksaan fisik dan laborarium maka sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis
kandungan. Bila tidak terdapat kelainan maka pemeriksaan kehamilan tetap dapat
dilakukan di bidan atau puskesmas.
B. Pemeriksaan
kehamilan kedua yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antara
4-6 bulan. Biasanya kunjungan kehamilan dilakukan sebelum usia kehamilan
mencapai 26 minggu. Pemeriksaan ini mungkin berlangsung 20 menit saja.
Pemeriksaan yang akan dilakukan
adalah :
·
Anamnesa.
·
Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan
tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut
janin dan pemeriksaan fisik menyeluruh serta pemeriksaan dalam bila pada
kunjungan pertama tidak dilakukan.
·
Pemeriksaan laboratorium.
C. Pemeriksaan
kehamilan ketiga yang dilakukan saat usia kehamilan mencapai 32 minggu.
Pemeriksaan ini mungkin memakan waktu 20 menit dengan komposisi pemeriksaan
hampir sama dengan pemeriksaan kedua yaitu :
·
Anamnesa. Anda akan ditanyakan
mengenai kondisi selama kehamilan, keluhan-keluhan yang muncul dan tanda-tanda
pergerakan janin.
·
Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan
tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut
janin, pemeriksaan Leopold (pemeriksaan kandungan melalui perut) dan
pemeriksaan fisik menyeluruh.
·
Pemeriksaan laboratorium.
D. Pemeriksaan
kehamilan keempat. Ini merupakan pemeriksaan kehamilan terakhir dan dilakukan
pada usia kehamilan antara 32-36 minggu. Pada pemeriksaan ini akan
dilakukan pemeriksaan :
o
Anamnesa. Anda akan ditanyakan
mengenai kondisi selama kehamilan, keluhan-keluhan yang muncul, pergerakan
janin, dan tanda kontraksi rahim.
o
Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan
tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut
janin, pemeriksaan Leopold (menentukan letak janin dalam kandungan), dan
pemeriksaan fisik menyeluruh.
o
Pemeriksaan laboratorium. Urinalisis,
cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi, gula darah dan hemoglobin
terutama bila kunjungan pertama anda dinyatakan anemia.
·
Saat pemeriksaan kehamilan keempat
inilah anda akan mulai mendiskusikan pilihan persalinan yang aman sesuai dengan
kondisi kehamilan.
4.
JADWAL PEMERIKSAAN KEHAMILAN MENURUT WHO
WHO sangat menyarankan agar ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat
pemeriksaan kehamilan pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2
minggu sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali
dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan.
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.(
Uswhaya,2009:3)
- Perdarahan pervaginam
- Mual muntah berlebihan
- Sakit kepala yang hebat
- Penglihatan kabur
- Nyeri perut yang hebat
- Gerakan janin berkurang
- Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
- Nyeri perut yang hebat
- Selaput kelopak mata pucat
- Demam tinggi
- Kejang
- Keluar air ketuban sebelum waktunya
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan
pervaginam
yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Penanganan Umum
- Makan sedikit tapi sering
- Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
- Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
- Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
- Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain.
- Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
- Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
- Istirahat cukup
- Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah
serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat.
Penanganan Umum
- Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
- Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan
oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema
pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Penanganan Umum
- Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
- Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa
berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia.
Penanganan Umum
- Istirahat cukup
- Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
- Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
Penanganan Umum
- Memberikan dukungan emosional pada ibu
- Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)
Penanganan Umum
- Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
- Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
- Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
Penanganan Umum
- Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
- Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
- Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
- Mengobservasi tidak ada infeksi
- Mengobservasi tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
- Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
- Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
- Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114)
Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia
- Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
- Bebaskan jalan nafas
- Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
- Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin,
2002: 84)
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah,
kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang
dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih
cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar